Sepenggal Kisah Paidi. Mantan Pemulung yang Sukses Jadi Petani Porang

Mantan Pemulung yang Sukses Jadi Petani Porang
Mantan Pemulung yang Sukses Jadi Petani Porang

Editor: Idho - Kamis, 9 Juli 2020 | 09:30 WIB

SariAgri - Setelah 5 tahun bosan berjuang keras menaklukan Ibukota Jakarta sebagai pemulung dan tak kunjung membawa kesuksesan, Paidi, mantan pemungut rongsokan dan barang plastik dari tempat sampah ini pulang ke kampung halaman di desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Awal tahun 2020 lalu menjadi kilas balik titik nol dalam hidup Paidi, mengakhiri kehidupan sebagai pemulung dan memulai lembaran hidup baru sebagai petani tanaman porang.

Kini kehidupan pria berambut panjang yang tinggal di Lereng Pegunungan Wilis ini mulai tampak lebih baik, dengan penghasilannya kini sebagai petani budidaya tanaman porang.

Awalnya ia hanya menanam di lahan sempit samping dan belakang rumahnya dengan ukuran 100 meter x 50 meter. Setelah merasakan untung dari tanaman porang saat panen pertama. Kini ia mulai memperluas lahan tanamnya di sekitar Lereng Hutan Gunung Wilis.

Dari hasil panen di lahan yang baru, ia mampu mendapat umbi porang berukuran besar, jauh dari hasil panen umbi porang sebelumnya yang ditanam di pekarangan.

“Panen kedua, alhamdulillah bisa mencapai 1.200 ton. Kini saya kembali perluas lahan dari yang ada sekarang di pekarangan di tambah 2 hektar hasil panen kemarin dan saat ini saya perluas 1 hektar lagi. Karena sangat prospek sekali, untungnya bisa berlipat-lipat,“ ungkapnya sambil menunjukan luas area tanaman porang miliknya kepada SariAgri.

Awal mula keinginan menanam tanaman porang setelah ia tak sengaja melihatnya di internet. Rasa ingin tahu dan terpacu hasrat merubah nasib itulah yang kemudian mendorongnya pulang kampung menjadi petani tanaman porang.

Dari membaca di internet, ia menjadi tahu jika umbi tanaman porang sangat dibutuhkan industri olahan makanan dan kosmetik.

“Pabrik yang membutuhkan umbi tanaman porang di Indonesia ada belasan, salah satunya ada di kabupaten Madiun ini. Pasarnya yang membutuhkan umbi tanaman porang tak hanya dalam negeri namun juga luar negeri seperti China dan Amerika. Dua negara asing inilah yang banyak memesan tanaman porang hasil panen milik saya, komunikasi perdagangan intens melalui internet dan pembayaran juga lancar," ujarnya bangga.

Setelah lebih dari 6 bulan merintis budidaya tanaman porang, kini ia telah memiliki sebanyak 45 mitra tani yang juga mengembangkan tanaman serupa di lahan mereka dan siap panen pada dua bulan mendatang.

(Arief L/ SariAgri Jawa Timur)